Selasa, 11 Februari 2014

Aku yang Kurang Beruntung Mungkin


Di senja sore ini, mungkin ini hal yang membingungkan dalam hidupku karena saya selalu bingung. Kadang merasa pilihan kita sudah mantap padahal kalau dipikir ulang kita tidak ada apa-apanya. Ya, lihat saja teman yang lain dapat pengalaman baru bekerja di tempat lain. Sedangkan saya? Ya, saya hanya berdiam diri di sini dengan menatap laptop di mata. Kadang benar atau salah adalah ketika kita membandingkan dengan orang lain.  Saya merasa sangat tidak produktif karena tidak mengaplikasikan ilmu yang pernah diberikan sewaktu diploma dan hanya menambah ilmu yang baru tanpa mempraktikkan ilmu yang diberikan. Praktik dan teori kadang berbeda jauh isinya tetapi tetap saja saya memilih hal yang lain. Hal lain karena saya merasa tidak diterima di tempat saya terlebih dahulu atau saya merasa hanya seolah-olah tidak diterima. Bagaimana tidak, ketika berada di sana serasa di penjara. Ketika keluar saya merasa saya tidak ada apa-apanya. Saya hanya sebongkah kayu basah tidak dapat digunakan untuk menghangatkan orang di sekitarnya. Itulah saya saat ini. Bisnis pun saya ragu, lalu apa yang akan saya lakukan? Memang jiwa tidak di sana (menurut saya). Sedangkan saya masih ingin belajar. Lalu bagaimana akhirnya? Saya menjadi bahan cercaan di mana-mana. Saya bingung menjawab apa. Saya dianggap menjadi anak yang tidak tahu berterimakasih pada orang tua, guru, dosen, dan teman-teman. Saya sungguh ingin mengaplikasikan ilmu saya sewaktu di diploma sembari saya belajar yang lain. Sesungguhnya saya merasa bodoh ketika saya hanya berdiam diri saja.

Ragu dan cemas adalah perasaan saat ini. Saya ingin sekali mengaku salah. Saya ingin selalu ingin dicela tepat di hidung saya. Itu pasti lebih baik daripada saya didiamkan seperti ini. Saya tahu saya salah karena saya melakukan hal yang tidak bermanfaat karena membuang-buang uang. Namun, Tuhan saya mohon bawalah berkahMu kepadaku agar mampu mengaplikasikan ilmu yang aku terima dahulu sembari aku mencari ilmu yang lain. Mungkin aku tidak dapat menghasilkan uang yang banyak tetapi saya berharap bahwa saya mampu membantu orang lain dan diri saya sendiri agar dapat bertahan hidup di tempat orang yang jauh dari kedua ayah dan ibu.

Saya tahu saya salah tetapi saya mohon agar diingatkan di depan mata. Saya sudah bilang saya tidak ingin di sana tetapi tetap saja ada yang menahan saya keluar. Tetap saja dipaksa tetap bertahan dan tetap diam. Sekarang akhirnya aku benar-benar diam dan tidak melakukan apa-apa. Malu adalah hal yang di depan mata dan dirasakan kini. Yang lain bekerja, magang, dan mencari hal produktif lainnya mengenal orang dan mempraktikkan pekerjaannya. Saya di sini tetap diam. Oh malunya saya. Saya berusaha untuk mendapatkan projek ini dari pemerintah namun tetap Tuhan belum memberikan keberuntungan kepada saya. Saya berusaha ke sana kemari untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat dikerjakan di malam hari dan sore hari atau hari sabtu minggu. Namun, belum bertemu lengkap. Kadang saya merasa iri dengan yang lain yang dengan mudah mendapatkan keberuntungannya masing-masing tanpa disadari dan dimintanya. Saya berharap bahwa saya akan mendapatkan keberuntunga itu dan selalu berusaha bekerja dan mencari tahu tetapi tetap saya nihil. Kadang saya menyalahkan Tuhan kenapa begini. Namun,  itu tidak patut saya hanya berpikir bahwa saya kurang bekerja keras. Oleh karena itu, saya berjanji kepada ayah ibu adik kalau saya akan lebih giat belajar, giat bekerja, dan giat mencari informasi. Semoga Tuhan memudahkan jalannya bagiku saat ini, bekerja dan belajar hal baru bersama guru dan teman baru. Bismillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar