Selasa, 26 Mei 2020

Work From Home adalah istilah ketika saya sebagai aparatur sipil negara diharuskan bekerja di rumah, atau dari rumah (?). Saya singkat dengan WFH ya. WFH ini membuat saya bingung di dua minggu pertama. Lama-lama terbiasa malah dibilang sudah dirasa nyaman. Nyaman karena anak bisa dilihat dan dipantau setiap yang saya mau. Namun, ada hal lain yang saya petik dari WFH, saya belajar sedikit (iya baru sedikit) tentang tumbuh kembang anak.

Berawal dari anak saya yang mulai tumbuh gigi, banyak gerak, dan maunya main, kemudian makannya menjadi susah. Saya membaca buku tentang MPASI, satu-satunya cara adalah sabar terus mencoba, mencoba masakan baru, tekstur baru, makanan yang didinginkan. Hanya saja anaknya tetap menolak (atau mungkin saja saya yang sudah menyerah, artinya kalau pagi hanya lima suap, nanti juga lapar, makan banyaknya saat siang). Terkadang bayi makan lahap sekali, bisa sampai 35 sendok bayi kok. Terkadang sampai 15 sendok bayi. Dari bubur, nasi, daun utuh, wortel kukus, kentang kukus, tempe goreng, tahu bacem, semua dicobakan. Saya gondok juga dalam hati. Tetapi sudahlah tidak apa-apa. Nanti juga lapar (mencoba menenangkan hati, padahal seharusnya saya harus kreatif dan semangat lagi).

Jadi selama beberapa hari ini, saya mencoba membeli promina homemade. Lagi, semua makanan instan tidak ada yang mau dimakan bayi. Akhirnya masak lagi, namanya juga usaha. Memang kandungan gizi makanan fortifikasi lengkap, ingin rasanya anak doyan. Apa mau dikata. Sabar.

Omong-omong tentang WFH dan MPASI, saya mencoba menghilangkan kegondokan saya tentang MPASI dengan belanja online. Padahal awal WFH saya tidak belanja apapun. Maret WFH, April baru buka-buka akun shopee. Kalap juga akhirnya. Ada enam buku orang tua yang saya beli dan satu paket buku untuk anak, serta beberapa mainan anak dan satu baju untuk saya sendiri.

Entah sudah berapa rupiah yang saya keluarkan untuk membeli buku tersebut. Rasanya menyenangkan jika membeli buku tentang tumbuh kembang anak, pelajaran kuliah, dan buku cerita anak. Rasanya tidak ada yang sia-sia. Padahal menurut suami saya boros, menurut saya buku itu investasi (selain emas dan surat berharga ya).

Berikut hasil kekalapan saya sewaktu WFH
1. Enlightening Parenting (Okina Fitriani)
Buku ini sungguh menarik dan hanya sekelumit cara meminta anak melakukan sesuatu. Ada pelatihan khusus dan rasanya setelah pandemi mereda, saya tertarik untuk mengikutinya. Sedikit ulasan tentang buku ini untuk teman-teman yang penasaran isi buku ini ialah bahwasanya anak itu peniru paling ulung, sehingga orang tua harus memberikan contoh yang baik jika ingin anak menjadi baik. Kalau anaknya mudah marah, kemungkinan orang tuany juga sama, mudah marah. Begitu pula sebaliknya. Nilai ketaatan kepada Allah itu nomor satu, hal-hal abstrak seperti kok harus puasa, solat, dan sebagainya adalah hal abstrak bukan, bagi kita saja terlihat abstrak apalagi anak. Oleh karena itu, kepercayaan perlu ditanamkan dari kecil, misal dari tauladan kita sebagai orang tua. Yang tak kalah penting adalah penggunaaan layar (hp ataupun tv), 0-2 tahun tidak ada layar, di atas 2 tahun pun hanya setengah jam. Anak baru diberikan telepon genggam usia SMP atau SMA (kalau tidak salah). Punya akun FBm twitter di atas 13 tahun. Sehingga jika ada tugas sekolah yang menggunakan perangkat tersebut, ya statusnya anak pinjam punya orang tua dan ada perjanjiannya. Ini hanya sedikit ulasan ya. Silakan dibaca sendiri.

2. Jatuh Hati pada Montessori (Vidya Dwina Paramita)
Buku ini detail sekali sehingga kalau diceritaka tidak detail rasanya tidak puas ya. Buku ini hanya sekelumit cara memberikan stimulus perkembangan anak melalui metode Montessori. Metodenya banyak, aparatusnya bermacam-macam, dan gurunya dan orang tua harus sabar. Anak dibiarkan bereksplorasi, orang tua tidak perlu banyak menginterupsi. Batasanya adalah kalau sudah berbahaya dan tidak sopan, misal naik turun tangga atau berbicara tidak sopan, itu harus langsung ditegur dengan cara yang baik. Ada lima area sensori dalam Metode ini:
a. area praktik kehidupan sehari-hari
b. area sensori
c. area budaya dan ilmu pengetahuan
d. area matematika
e. area bahasan dan literasi
Anak kebanyakan akan langsung tertarik pada praktik kehidupan sehari-hari karena itulah yang ia lihat di rumah seperti, nampan, gelas, piring, termos, cangkir, dan sebagainya. Tiap area jangan dianggap remeh, anak dibilang hebat kalau masuk area matematika? tidak, karena area sebelum itu penting untuk bisa masuk ke area matematika dan bahasa yang dibilang lebih rumit dan abstrak. Anak  akan mudah dipahamkan jika diasosiakan dengan hal-hal yang konkret.Saya belum selesai baca sih, tinggal beberapa halaman lagi, karena ingin pindah ke buku yang lain (apakah saya orangnya mudah bosan dan rentang konsentrasi saya pendek? wah bahaya nih. hihi)

3. Montessori: Keajaiaban Membaca tanpa Mengeja (Vidya Dwina Paramita)
Saya baru setengah membaca buku ini. Alhamdulillah gara-gara buku ini saya membeli buku bacaan anak untuk bekal saya bacakan ke anak. READ ALOUD itu baik untuk anak. Anak akan terbiasa karena dia berlatih mendengarkan dahulu, melihat gambar, dan akhirnya akan melihat tulisan. Buku anak sangat banyak dan terbilang mahal karena tebal (biar tidak diroebk-robek sama anak). Saya beli buku tipis juga akhirnya menjadi bubur karena anak penasaran. Saya tidak marah karena yasudah itulah anak. Orang tuanya yang harus sabar dan kreatif. Kok bisa membaca sendiri? saya juga belum praktik, karena baru akan saya praktikkan ini kepada anak. Ini bukan sekali atau dua kali latihan, bisa bertahun -tahun dan harus dilakukan tanpa paksaan dan harus dalam keadaan menyenangkan. Semoga saya berhasil dan istiqomah ya. Aamiin.

4. Halo Balita (25 buku)
Buku idaman saya dari setahun lalu,eh dua tahun lalu, kemudian saya lupa judulnya. AKhirnya saya bertanya ke teman saya. Mengenai harga? silakan cek sendiri ya. Alhamdulillah ada paguyuban kantor, jadi saya bisa mencicilnya setiap bulan. Buku ini hardbook ya sehingga tidak mudah robek dan katanya mudah dibersihkan. Bukunya belum sampai dan saya sudah tidak sabar rasanya menanti buku tersebut.

5. Buku Metode Penelitian (Sugiyono)
Ini membantu skripsi saya sekali. Lain halnya buku yang di atas, saya baca yang perlu saya baca

6. SPSS (Singgih)
Sama. Buku ini untuk kepentingan skripsi saya. Menyenangkan sekali ada buku ini untuk saya yang jaarng buka yutub.

Kira-kira itu ulasan pendek tentang buku yang saya baca, saya sedang penasaran tentang metode lain selain montessori, yaitu punya Glenn Doman. Hemm. Karena THR Mei sudah habis, mungkin (mungki lho), anggaran untuk membeli buku ini bisa bulan-bulan depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar